Saya terlahir di tahun 90’an, saat
saya SD dan mulai belajar segala hal dan
mengingat sesuatu, saya masih ingat
listrik memang sudah berdiri namun hanya beberapa warga saja yang
memakai karena keterbatasan keuangan mereka untuk memasang termasuk orang tua
saya yang dulu hanya mampu memasang 450 watt dan itu sudah mereka anggap sangat
istimewa. Bagaimana tidak, semenjak orang tua merantau bekerja di daerah
jauh dari orang tuanya karena ingin mandiri,
semua kebutuhan di rumah perlu di tabung terlebih dahulu karena penghasilan
yang sedikit dan memilih memasang listrik di rumah perlu adanya karena tanpa
listrik, rumah terlihat suram. Bahkan saya pernah mendengar
ayah dan mamah berbicara begini “heran,
pasang listrik mahal...tapi kok sering mati lampu”
terus mamah Cuma menimpali “yaa
itu,,jangan-jangan banyak korupsi kali, telat bayar denda,tapi giliran mati
lampu mereka gak mau di denda”. Mungkin karena masih anak-anak saya kurang
bisa menarik kesimpulan sebenarnya dan
Sebagai anak-anak, saya takut akan kegelapan
yang sering terjadi karena pemandaman lampu. Bahkan
ke dapur untuk makan atau ke WC saat buang
air saya merasa takut dan sering minta di temani mamah, ayah, atau saudara saya
meskipun menggunakan alat penerangan seadanya seperti lilin atau lampu minyak
masih membuat saya merasa takut. pernah suatu hari mamah mengomel tidak jelas
karena
televisi rusak akibat seringnya pemadaman lampu padahal waktu itu televisi
berwarna 14 inchi milik keluarga kami adalah barang elektronik yang terbilang
mahal bagi orang tua saya.
Apakah mereka (PLN) tahu seberapa besar orang tua
saya harus mengumpulkan uang dari gaji mereka atau mereka harus kredit televisi
berwarna 14 inchi itu untuk menghibur
kami 5 bersaudara dirumah saat seringnya lampu padam dan rusak begitu saja .
untuk memasang listrik di rumah pun orang tua harus utang sana sini buat menambah uang karena mau tak mau harus mengikuti peraturan dari si pekerja lapangan "uang rokok" istilahnya.
Karena seringnya lampu padam, membuat kami mengerjakan tugas
sekolah di siang hari karena takut saat malam hari belajar , lampu akan padam
dan hanya ditemani lampu minyak yang apinya sangat besar dan mengeluarkan
sedikit asap hitam hingga membuat lubang hidung menjadi hitam dan penglihatan
menjadi buruk karena belajar dalam sedikit penerangan.
Masih teringat di ingatan saya , saat itu sedang ada arisan
RT/RW di rumah kami dan ramai membicarakan tentang
demonstrasi oleh gerakan mahasiswa di berbagai
daerah
yang
menginginkan penghapusan KKN di beberapa instasi terkait dengan dugaan korupsi salah satunya
PLN (kalau sekarang bisa di cek di mbah google) saat itu yang
jadi trending topic di televisi. Saya yang
masih belum paham tentang
KKN hanya bisa
mendengar sambil ikut makan kue dan nge teh. (kalau jaman saya SD-SMP belum ada
facebook atau twitter, kalau ada pasti saya juga pasang status
). Semenjak dari
keberanian para mahasiswa ini lah
baru saya
tersadar dengan hubungan sering terjadinya padam lampu yang
tak jelas mengapa, bahwa mereka tidak berlaku adil pada masyarakat dengan pelayanan yang kurang optimal ( sedangkan bukan sedikit uang yang warga harus berikan karena tarif tak jelas saat denda, uang tambahan untuk pekerja,dsb) sedangkan tarif listrik terus naik. Hingga sekarang saat saya sendiri sudah berkeluarga pernah saya menghadapi di mana fase dahulu masih terjadi meski pun penghapusan KKN sedikit demi sedikit mulai dikikis dari sumbernya saat terjadi pemadaman lampu tanpa
pemberi tahuan hingga berjam lamanya yang membuat nasi tidak masak
karena padam mendadak dan harus repot memasak
lewat kompor, saat telepon seluler sudah low bat, saat ada tamu harus memasak air
terlebih dahulu karena dispenser mati,bahkan ikan menjadi busuk atau sayur
menjadi layu karena kulkas mati, Listrik bukan lagi sekedar kebutuhan tapi
keharusan. Saat sekarang, kebutuhan akan barang elektronik menjadi tinggi begitu
pula dengan pemakaian listrik hanya perlu sikap dari kebijakan pemerintah bagaimana mencari solusi untuk masalah sering terjadinya pemadaman listrik
seperti sekarang yang saya lakukan ketika mengetik dan belum sempat
tersimpan dan lampu tiba-tiba mati. kabar yang tersebar bahwa terjadi
kebakaran di sekitar tiang listrik di jalan Rey,karena beralasan, marah pun saya
urungkan dan ini adalah sebuah keputusan dan sudah diberitahukan untuk
kenyamanan bersama, bahwa mereka mulai transparan dalam memberikan kabar perihal pemadaman listrik mendadak
karena sekarang bukan seperti dahulu lagi. Sedikit demi sedikit banyak perubahan yang dilakukan oleh
PLN dalam
memberikan pelayanan yang optimal untuk
masyarakat dan saya pun menikmatinya.saya berpikir mungkin suatu
program akan ada masanya untuk selesai dan apakah "pemadaman itu
terulang kembali?" dan mereka mengatakan bahwa itu akan terus
berlangsung seterusnya untuk kenyamanan bersama.
Mungkin banyak cerita dibalik kebutuhan listrik bagi
masyarakat lainnya dari dulu hingga sekarang, tentu upaya
PLN dalam menyikapi
permasalahan ini harus lebih intensif bagi kenyamanan bersama.
Kepemimpinan yang menjadi teladan baik
Seperti
PLN sekarang yang menjunjung tinggi “
PLN Bersih, No suap,No korupsi,No
gratifikasi”
yang dipimpin oleh Nur
Pamudji yang meneruskan gebrakan-gebrakan manis semenjak kepemimpinan Dahlan
Iskan menjadi sumber utama mengapa semenjak Dulu
PLN bukan lagi Perusahaan yang amat dibenci
masyarakat sebuah keteladanan dari seorang pemimpin mampu mengubah warisan sistem yang memberi peluang mulai dari skala kecil hingga besar untuk melakukan korupsi menjadi sistem transparasi untuk masyarakat dan membuktikan bahwa
PLN berusaha memberi pelayanan terbaik hingga sekarang serta sebagai masyarakat, saya sering sekali merasa bahwa terkadang tidak ada keseimbangan dari masyarakat untuk peduli bahayanya korupsi sekecil apa pun seperti beberapa orang yang mungkin bisa dibilang "berduit" atau mereka yang punya hajatan nikahan ataupun acara besar lainnya lebih mudah melakukan kecurangan yang di muluskan oleh pihak yang berada di lapangan dan pandai untuk mengutak atik Kwh meter agar terlihat normal padahal pemakaian sangat tinggi dengan memberi "tips" lebih kepada mereka dan inilah mengapa sulit untuk memberantas hingga bulu terkecil dari akar-akar tindak korupsi karena kemungkinan-kemungkinan terjadi korupsi itu bisa kapan saja terjadi jika diberi celah.
Meneruskan apa yang menjadi slogan PLN "Bekerja, Bekerja, Bekerja"
seperti kata Bapak Dahlan Iskan, pihak mereka akan tetap memfokuskan diri dalam memenuhi kebutuhan ketersambungan listrik masyarakat Indonesia guna Indonesia yang terang dari sekarang hingga masa yang akan datang dengan
PLN bersih seperti sekarang mungkin tidak ada hambatan lagi dari intervensi-intervensi politik yang terus menjadi parasit. masih banyak warga di pinggir dari daerah terpencil di daerah-daerah di Indonesia yang belum merasa adanya listrik padahal sudah 69 tahun Indonesia merdeka tapi masih ada saja kampung atau desa yang belum menikmati listrik seutuhnya. seperti pagi mati lampu dan hanya malam hari hidup lampu.
Ide sebagai pelanggan dalam rangka hari listrik nasional dalam blog
1.seringnya memberi sosialiasi secara tatap muka langsung kepada masyarakat berkaitan dengan hemat energi dan memberikan kampanye secara tertulis lewat media stiker,logo,pin,koran,iklan,banner,majalah dan sebagainya di dunia maya ataupun nyata sebagai bentuk kerja sama antar warga dan pemerintah dalam mendukung anti korupsi dalam tubuh
PLN.
2. menerapkan subsidi yang ada untuk kepentingan bersama seperti kesehatan dan pendidikan. meskipun subsidi tidak harus golongan menengah ke bawah (ternyata hasil lapangan menunjukkan masih ada yang menggunakan subsidi itu) karena bagaimana pun juga tujuan negara adalah menghasilkan sumber daya manusia berkualitas ( tidak sakit dan pandai).
3. sering memberi promo tambah daya gratis untuk pemasangan listrik yang lama agar masyarakat tertarik untuk menghindari adanya "tangan usil".
4. memberikan reward kepada pelanggan dengan hadiah lampu LED sebagai perkenalan kampanye hemat energi.
menganjurkan penggunaan lampu LED kepada masyarakat, sebagian dari mereka mungkin saja tidak mampu untuk membeli karena harga yang di patok untuk satu bola lampu LED tergolong mahal sesuai watt yang disediakan ( apa gunanya subsidi pemerintah bagi mereka yang tergolong kurang mampu) dan distribusinya yang masih kurang dari daerah ke daerah (di daerah saya saja mesti pergi ke kota dulu untuk menggantinya lagi). penggunaan lampu LED ini banyak lebihnya karena memiliki daya tahan lama dan terang,meski pun mahal lampu ini mampu menghemat energi listrik malam hari yang pemakaiannya lebih besar. bagaimana pun juga bahan bakar fosil yang tersedia pasti bisa habis jika mulai dari sekarang kita tidak memikirkan alternatif lain untuk menghemat energi di masa mendatang (entah lah jadi bagaimana indonesia tanpa listrik) penggunaan lampu LED juga menandakan kemajuan teknologi sekarang yang beralih ke alat yang serba canggih.
selain itu penghematan juga bukan untuk masyarakat, maupun perusahaan yang menggunakan listrik namun
PLN juga harus berhemat seperti mengurangi jumlah karyawan lapangan,karena dengan adanya listrik pintar sekarang tentu tidak perlu datang ke rumah untuk mengecek meteran listrik.
PLN harus menghemat anggaran untuk dapat membeli bahan bakar agar tidak ada lagi keluhan pemadaman di kemudian hari dan ini mengecilkan akan terjadinya tindak korupsi skala kecil.
Memaksimalkan energi terbarukan
seiring dengan sumber energi fosil yang menipis, tak asing di telinga dengan kata "energi terbarukan" yang dimana cepat pulih kembali secara alami (intinya tak akan pernah habis) dan Indonesia memiliki potensi besar akan itu namun kurang maksimal untuk digunakan. salah satunya energi panas bumi
yang
memiliki potensi besar sebagai sumber daya listrik yang akan datang karena pembangkit listrik tenaga panas bumi ini tidak menimbulkan polusi atau emisi gas rumah kaca dan tidak berisik hingga dapat di andalkan serta menghasilkan listrik sekitar 90% dibanding bahan bakar fosil sekitar 60-70%. PLN perlu memperhatikan sumber daya listrik yang satu ini (mungkin sudah tapi belum terfokus untuk kesana) karena masih mengharapkan sumber daya fosil sekarang. perlu adanya kerjasama antar pertamina dan
PLN serta investasi dari pihak luar untuk mendukung pengadaan sumber daya panas bumi karena tergolong tidak sedikit dan beresiko tinggi juga diperlukan dukungan dari departemen yang bersangkutan seperti keuangan dan kehutanan untuk menambah impor peralatan serba canggih maupun pembebasdan lahan proyek ini agar berjalan lancar sebab tujuan terarah untuk kenyamanan bersama.
kesimpulan
perlu adanya sikap dari pemerintah untuk membuat peraturan tentang
"hemat energi listrik mulai dari jam 17.00 WIB - 17.30 WIB sore hari"
kenapa? karena efek jera bagi warga bukan saat memadamkan lampu seisi kota berjam- jam lamanya yang malah meyulutkan emosi warga untuk berbuat anarkis (indonesia banget yah) tapi perlu ada kerja sama pemerintah untuk mensosialisasikan kepada masyarakat bahwa ketersediaan bahan bakar tak sebanding dengan pemakaian yang boros hingga solusinya adalah membuat peraturan bahwa sehari dalam seminggu ada waktu setengah jam untuk pemadaman yang saya rasa lebih meringankan dan membuat warga sadar untuk hemat energi dengan begitu seperti contoh yang tadinya mereka ingin memasak nasi menggunakan magic com lebih memilih sore hari memasak. (survei di rumah, waktu memasak nasi berbarengan dengan naiknya pemanas dispenser dan kulkas yang mengoptimalkan mesin nya sering byar-pyet di rumah) memang warga sering kali tidak merasa bersalah untuk
tetap hemat pemakaian dan jika terjadi pemadaman lampu warga sering kali menyalahkan
PLN,padahal kerena saat
benar-benar krisis pasokan sumber daya mau tidak mau
PLN harus mengurangi beban untuk tetap menjaga kestabilan pasokan listrik yang tersisa untuk sementara. jika diberi peringatan seperti ini mungkin masyarakat akan sedikit demi sedikit berusaha mengurangi jumlah pemakaian yang tidak perlu sedangkan
pemakaian listrik terbesar adalah saat mulai terbenamnya matahari hingga
subuh menjelang. seperti halnya yang terjadi malam tadi tanggal 16 oktober 2014 di sekitar Pulang Pisau,Kalimantan tengah Jln. Pemda dekat SMK Karya Pulang Pisau terjadi kebakaran di tempat usaha foto kopy Amat karena usut punya usut konsleting listrik dan terjadi pemadaman listrik setengah jam lamanya contoh ini menjadi pembelajaran bersama bahwa imbauan untuk tidak membuat banyak cabang pada sumber stopkontak karena bisa membuat bahaya dan merugikan banyak pihak.selain itu penggunaan yang berlebihan di tempat usaha juga perlu di perhatikan agar memperhatikan keamanannya karena petaka yang di akibatkan oleh listrik bukan hal yang mudah di hadapi seperti kesetrum dan kebakaran. hemat energi juga membawa dampak positif bagi kita bersama.
tidak ada lagi byar-pyet, tidak ada lagi kong-kalikong. kalau para petinggi sadar untuk lebih memilih kenyamanan bersama sebagai warga pun bukan khawatir lagi tapi kebersamaan kita dalam menyikapi bahwa saat mereka berusaha untuk bekerja optimal, kita perlu menjaga dan tetap berhemat selama sumber daya yang masih digunakan dalam keadaan stabil selagi mencari alternatif lain untuk terus menjadi sumber daya listrik yang akan datang. jangan sampai kita di tertawakan karena kita tidak mampu seterang negara maju lainnya padahal negara kita lebih kaya dengan sumber daya yang melimpah namun tidak di manfaatkan dan kita belajar dari pengalaman maupun kejadian terdahulu untuk memcapai kenyamanan bersama untuk sekarang dan akan datang, seperti orang katakan
"memberi untuk di nikmati bersama".
berbica memang mudah, sebagai pelanggan
tidak salah pastinya mengeluarkan kritik dan pendapat tajam untuk
kebaikan bersama bisa dibilang ini adalah
unek-uneknya masyarakat
biasa dan saya tahu memang tidak mudah untuk mengerjakan apa yang
masyarakat sampaikan. perlu pertimbangan yang matang dan konsep yang
kuat untuk memperbaiki kesalahan yang ada seperti
PLN berusaha
mendengar aspirasi masyarakat lewat tulisan para blogger bagaimana
baiknya mereka sekarang di kompetisi #ideKUUntukPLN sekarang saya sangat setuju dan ikut mendukung serta
semangat sekali untuk mengeluarkan apa yang saya ketahui dan saya lihat
karena saya adalah orang biasa yang menggunakan listrik menurut
saya (untung bukan menurut Profesor), Indonesia perlu meningkatkan
kinerja yang serius dalam mengatasi ketersediaan sumber daya sekarang,
perlu secepatnya memanfaatkan apa yang tersedia di alam jangan menunggu habis sekarang baru melaksanakan.