Hai om dan tante yang baik hati,
terima kasih sudah mampir untuk membaca dan melihat cuap-cuapku ini di blog
mamahku ini.
Perkenalkan nama lengkapku Muhammad
Melvin Kyra Muhsin yang sering di panggil
Evin. Aku punya adik perempuan yang centil dan selalu ingin tahu segala
hal namanya Melody.
Usiaku sekarang 5 tahun dan desember nanti usiaku 6 tahun. Sekarang ini aku sudah masuk sekolah lho sejak bulan agustus lalu dan sekolahku di TK Negeri Pembina. Di sekolah aku banyak belajar meskipun sebenarnya semua itu juga diajarkan dirumah oleh mamah dan papahku tapi disekolah bedanya aku belajar bersama teman-teman baru yang aku temui.
Usiaku sekarang 5 tahun dan desember nanti usiaku 6 tahun. Sekarang ini aku sudah masuk sekolah lho sejak bulan agustus lalu dan sekolahku di TK Negeri Pembina. Di sekolah aku banyak belajar meskipun sebenarnya semua itu juga diajarkan dirumah oleh mamah dan papahku tapi disekolah bedanya aku belajar bersama teman-teman baru yang aku temui.
Orang –orang dewasa yang aku temui
sering bertanya padaku “ kalau besar nanti, Evin mau jadi apa? “. Aku spontan
berkata “pengen jadi guru seperti nenekku”. Mereka pun bertanya lagi untuk
alasannya aku pun menjawab karena ingin saja, meski mungkin nanti ketika dewasa
cita-citaku akan berubah sesuai ketrampilan dan kemampuanku…hehehe
Aku memiliki papah yang mempunyai
sifat seperti sersan (serius tapi santai ..haha), terkadang kalau kami bermain,
papah suka bikin aku ketawa sampai menangis dan kalau serius jangan coba-coba
buat main-main apalagi itu saat ngaji..
Sedangkan mamahku seperti ibu kebanyakan dan menurutku mamah
itu cerewet, apalagi kalau aku sudah iseng sama adikku.
Peraturan bermainnya sederhana
seperti permainan monopoli, hanya saja kami berdua bermain, uangnya dibagi rata
oleh mamah ( tugas mamah ceritanya adalah bank…hehe) Tugasku sebagai pembeli
dan adikku sebagai penjual dengan mainannya. Tapi aku merasa uangku terlalu
sedikit sebagai pembeli, bukannya aku pembeli? Bukannya aku lebih tua dari
adikku? Seharusnya kan aku lebih banyak. Aku pun merampas uang adikku itu
sedikit saat dia lengah menata mainannya, tapi saat dia meyadari uangnya sisa
sedikit, adik pun menangis sekeras- kerasnya dan mamahku menasehatiku untuk
tidak seperti itu karena tidak baik. Kata mamah “nak, semua orang memiliki hak
yang sama dan mengambil hak orang lain itu sama saja kita belajar untuk tidak
jujur” kalau versi asli sih dirumah mamah pakai bahasa daerah…hehe tapi namanya
juga anak-anak, aku masih belum mengerti apa yang mamah katakan sebenarnya dan
aku kembali iseng lagi tapi tidak mengambil uang dari adik tapi dari mamah
(bank) ..hihi tapi adik mengadu pada mamah atas perbuatanku saat diam-diam dia melihatku
mengambilnya tadi.
“kaka, gak boleh jadi orang
serakah, nanti kalau evin besar dan pegang uang beneran dan evin seperti tadi pa itu tindakan baik?" Tanya mamah yang tangannya memegang adonan..
"Bukankah itu sama saja seperti mencuri? Evin tau gak akibatnya apa?” Tanya
mamah yang tangannya masih memegang
spatula sambil mengaduk adonan.
“enggak mah, kaka kan
pembeli, gimana mau beli kalau uangnya
dikit, kan kaka beli tempat adik saja nanti uangnya buat adik juga?” ucapku
beralasan.
“nah itu,, emang adik kalau jualan gak perlu beli dagangannya lagi untuk
memutar uangnya? Dia kan punya kehidupan juga kaka”
“gak ngerti mah, kan adik mamah
suapin, adik mana bisa belanja” mungkin ucapanku buat mamah malah tertawa trus
bilang “sayaang, itu Cuma seandainya kalau pegang uang beneran. Anggap saja
mainan ini adalah nyata buat kamu. Jujur itu perlu lho..dari hal kecil seperti ini aja dulu nak, biar nanti terbiasa dan
tertanam menjadi sifat baik’ mu” kata mamah berlalu sambil mencetak adonan kue
tadi.
‘ okeh deh mah, kaka janji jadi
orang baik”
Sekarang aku sudah mengerti dengan
bahasa kami sendiri dan aku harus merasa akibatnya bermain curang tadi akhirnya
aku di cuekin adik selama 10 menit…haha
terus akur lagi deh sambil ngemil buatan mamah sambil nonton kartun kesukaan
kami spoengbob squerpants.
Malamnya sehabis sholat dan
belajar mengaji, teman papah datang berkunjung. Mamah sering mengajarkan kami
untuk tidak ikut mendengarkan orang tua berbicara dengan tamunya karena itu di anggap
tidak sopan. Aku hanya bisa melihat
sambil nonton televisi kalau teman papah itu mengeluarkan surat putih ke papah
dan aku pun tertarik melihat reaksi papah, papah Cuma bisa geleng-geleng sambil
tangannya mennyodorkan surat itu kembali ke temannya. Setelah tamu itu pulang ,
aku tertarik bertanya ke papah “ pah, kok papah gak mau ambil sih, emang orang
itu mau kasih surat apa pah?”
“hahaa….itu bukan surat nak, itu
tip dari teman papah tapi papah gak
ambil”
“tip itu apa pah?”
“yaaaah….itu bisa disebut uang
buat beli rokok”
“ohh gitu, berarti seperti uang
yang diselipin ke kantong kaka kemarin yah pah?”
“lhoo,,,kapan ka?” Tanya papah
heran
“ kemarin waktu dia datang kerumah
pas papah gak ada, dia mau nitip ini katanya nih buat evin beli es krim yah…tapi
pas aku liat apa yang dimasukin dalam kantong bajuku ternyata uang pah, jadi
aku kasih ke mamah uangnya karena terlalu besar pah”
“ka, lain kali kalau teman papah
kasih uang, tolak aja yah nak tapi dengan sopan seperti yang papah ajarkan
karena itu tidak baik”
“iya pah, tapi kenapa mesti di
tolak pah, orang itu kan baik mau kasih uang”
Sambil tertawa papah bilang saat
kita diperlukan untuk menolong orang lain yang membutuhkan, kita gak boleh
memanfaatkan situasi tersebut apalagi
menerima imbalan dan itu namanya kita
menjadi orang yang tidak jujur, lebih baik menerima pahala dari Allah SWT untuk
hidup akhirat. Papah dan mamah menjadi
teladan bagiku untuk melakukan kebaikan dan kejujuran dari saat ini hingga aku
dewasa nanti agar Aku tumbuh menjadi anak yang jujur, dari hal kecil hingga hal
yang rumit nantinya karena lebih baik hidup sederhana dan apa adanya daripada
hidup begelimang kemewahan tetapi memiliki beban yang di tanggung dunia akhirat
karena akibatnya bukan hanya hukuman saja tapi menjadi asing di tengah orang
yang kita cintai.
Papah sering mengajarkanku hidup
hanya mencari ridho sang pencipta bukan mencari murka dariNya. Bukankah kita
menjadi generasi muda yang akan datang dan menghasilkan generasi baru yang akan
datang lagi , maka dari orang tuaku lalu ke diriku hingga ke depan kami harus
menjadi “aku anak jujur” agar merubah bangsa Indonesia yang di ridhoi oleh Allah
SWT dan makmur untuk kesejahteraan bersama.
Oke, terima kasih sudah membaca
hingga akhir. Doakan selalu agar aku dan
adikku menjadi anak yang jujur dan berprestasi , kebanggaan orang tuaku .
wassalam